Pengunjung

Klasifikasi Media Menurut Rudy Bretz dan Duncan serta relevansinya dengan materi PAI

0


Menurut Rudi Bretz, pembagian media didasarkan pada indera yang terlibat, yaitu terdiri dari tiga unsur pokok sebagai dasar dari media meliputi suara, visual, dan gerak. Unsur suara adalah unsur yang melibatkan indera pendengaran, dan unsur visual adalah unsur yang melibatkan indera penglihatan. Bentuk visual dibaginya menjadi gambar, garis (line graphic) dengan media rekam (recording), sehingga terdapat 8 klasifikasi media, yakni: media audiovisual gerak, audiovisual diam, audio semi gerak, visual gerak, visual diam, semi gerak, audio, dan media cetak. [1] Hal tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut;
a.       Media audio-visual-gerak; merupakan media paling lengkap karena menggunakan kemampuan audio-visual dan gerak. Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Singkatnya, media audio visual bergerak adalah media yang dapat menampil unsur suara dan gambar bergerak seperti film suara, televisi, VCD/DVD.
b.   Media audio-visual-diam ialah memiliki kemampuan audio visual tanpa kemampuan gerak seperti contoh film bingkai, film rangkai, slide bersuara.
c.   Media audio-semi-gerak adalah menampilkan suara dengan disertai gerakan titik secara linear dan tidak dapat menampilkan gambar nyata secara utuh.
d.     Media visual-gerak memiliki kemampuan visual dan gerakan tanpa disertai suara.
e.   Media visual-diam; memiliki kemampuan menyampaikan informasi secara visual tetapi tidak menampilkan suara maupun gerak.
f.       media visual semi gerak
g.      Media audio; media yang hanya memanipulasi kemampuan mengeluarkan suara saja.
h.      Media cetak; media yang hanya mampu menampilkan informasi berupa huruf-huruf dan simbol-simbol verbal tertentu saja.[2]
Menurut pendapat Rudy Bretz media mempunyai 5 macam karakteristik, yakni: suara, gambar, garis, symbol, dan gerak. Beberapa media mempunyai karakteristik tunggal dan beberapa mempunyai karakteristik ganda.
a.       Media Karakteristik Tunggal
1)      Radio = suara
2)      Rekaman = suara
3)      Slide = gambar
b.      Media Karakteristik Ganda
1)      Film = gambar, suara, dan gerak
2)      TV = gambar, suara, dan gerak
3)      OHP = gambar, garis, dan tulisan
4)      Bermain Peran, sosiodrama = suara dan gerak.



Jika dilihat dari intensitasnya, indera yang paling berperan dalam perolehan pengetahuan dan pengalaman adalah indera penglihatan dan pendengaran. Indera penglihatan dan pendengaran ini terkadang berjalan secara bersamaan dan juga berjalan secara terpisah. Media pembelajaran yang melibatkan indera pendengaran (telinga) dapat disebut dengan media audio; sedangkan media pembelajaran yang melibatkan indera penglihatan (mata) disebut dengan media visual; jika media pembelajaran melibatkan keduannya, maka dapat disebut sebagai media audiovisual. Dalam suatu pembelajaran tidak hanya menggunakan indera penglihatan dan pendengaran saja, akan tetapi dapat menggunakan banyak indera, hal ini dapat disebut sebagai multimedia. Maka dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media dapat dikelompokan menjadi 4 bagian, yaitu : media audio, media visual, media audiovisual dan multimedia.[3]
Media audio juga sangat berperan dalam menunjang hasil belajar siswa utamanya dalam pembelajaran pendidikan Agama Islam. Seperti halnya pada materi al-QurĂ¡n dan al-Hadits, guru bisa menggunakan rekaman suara (audio) berbentuk murattal yang dapat digunakan sebagai media untuk memberikan contoh bacaan kepada peserta didik. Diharapkan dengan suara murattal tersebut siswa dapat menirukan atau mencontoh cara membaca dan mempraktikkan kaidah-kaidah yang ada dalam ilmu tajwid.
Media pembelajaran visual memegang peranan yang sangat urgen dalam kegiatan pembelajaran karena media pembelajaran visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan, visual dapat pula menumbuhkan motivasi siswa serta dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada siswa dapat dikembangkan dalam bentuk foto, grafik atau ilustralisasi, dan lain-lain. Foto menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari sesuatu objek atau situasi. Sementara itu, grafik merupakan representasi simbolis atau artistik sesuatu objek atau situasi.
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari menerapkan media berbasis visual, diantaranya adalah: a) Proses pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa b) Bahan pengajaran akan lebih mudah difahami oleh siswa c) Metode pembelajaran akan lebih bervariasi. Dengan media proses pembelajaran tidak akan bersifat verbalistik d) Siswa akan dapat melakukan aktivitas, karena siswa tidak hanya mendengarkan tetapi juga dapat mengamati, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.[4] Jika direlevansikan dengan materi PAI, media visual ini bisa diterapkan dengan menggunakan gambar untuk menunjukkan tata cara shalat (kaifiyah al-shalat), menggunakan peta untuk menjelaskan letak geografis dari materi sejarah peradaban dan kebudayaan Islam. Selain itu, media gambar juga bisa untuk menunjukkan kepada siswa untuk mengetahui tokoh-tokoh di dunia Islam.
Media audiovisual mampu memberi kemudahan dan keefektifan dalam pembelajaran Pendidikan agama Islam. Seperti contoh pada pembelajaran praktik ibadah shalat, wudhu’, tayamum. Penggunaan audiovisual terbukti berhasil meningkatkan praktik ibadah siswa menjadi lebih baik, bila dibanding dengan kelompok siswa yang diajar menggunakan media cetak. Perolehan hasil praktik ibadah ini menunjukkan bahwa penerapan media audiovisual dalam pembelajaran pendidikan agama Islam lebih besar pengaruhnya, bila dibanding dengan menggunakan media cetak. Penyebabnya adalah menurut Edgar Dale bahwa pesan pembelajaran dengan lambang-lambang yang lebih konkrit pesan akan lebih mudah diterima oleh siswa dibandingkan dengan pesan verbal.[5]
Menurut Duncan, taksonomi media dilihat dari pemanfaatanya dalam pendidikan, ia menjelaskan bahwa semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin sulit pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya dan semakin luas lingkup sasarannya.Dan sebaliknya, jika semakin sederhana perangkat media yang digunakan maka biayanya akan semakin murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaannya lebih khusus, dan lingkup sasarannya lebih terbatas. Dengan demikian, hirarki Duncan disusun menurut tingkat kerumitan perangkat media yang dipergunakan. Untuk melihat hirarki pemanfaatannya dalam pendidikan, bisa kita lihat dalam bagan berikut:
 



[1] Arga Fitra, Dony Andrijanto, “Pengaruh Media Audiovisual Pembelajaran Servis Forehand dan Backhand Terhadap Hasil Belajar Servis”, Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 01 Nomor 03 Tahun 2013, hal. 567.
[2] Nunu Mahnun, MEDIA PEMBELAJARAN (Kajian terhadap Langkah-langkah Pemilihan Media dan Implementasinya dalam Pembelajaran), Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1 Januari-Juni 2012, hal. 30.

[3] Rima ReonitaSanti, dkk, Taksonomi Media Pembelajaran, (Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2015), 7.
[4] Nurotun Mumtahanah, “PENGGUNAAN MEDIA VISUAL DALAM PEMBELAJARAN PAI”, AL HIKMAH Jurnal Studi Keislaman, Volume 4, Nomor 1, Maret 2014, hal. 98.
[5] Parman, Yundi Fitrah , Emosda, “PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL PRAKTIK IBADAH SISWA DI SMP”, Tekno-Pedagogi Vol. 3 No. 1 Maret 2013, hal. 53-54.
ads

Copyright © Anugerah Ilmu

Sponsored By: Free For Download Template By: Fast Loading Seo Friendly Blogger Template