Pengunjung

ads
Unknown Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran Senin, 07 April 2014 A.     Pengertian Perencanaan Pembelajaran dan Budi Pekerti Perencanaan atau rencana ( planning ) dewasa ini telah dikenal oleh hamp... 5

Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran



A.    Pengertian Perencanaan Pembelajaran dan Budi Pekerti
Perencanaan atau rencana (planning) dewasa ini telah dikenal oleh hampir setiap orang. Kita mengenal rencana pembangunan, rencana pendidikan, perencanaan produksi. Bahkan keluarga yang dulu dipandang sebagai sesuatu yang berjalan menurut “alam” sekarang direncanakan juga yang dikenal dengan sebutan keluarga berencana.
            Kaufman mengatakan: perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai, didaamnya mencakup elemen-elemen:
1.      Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan.
2.      Menenukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan.
3.      Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang diprioritaskan
4.      Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan
5.      Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang dirasakan
6.      Identifikasi strategi alternatif yang mungkin dan alat untuk melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan.[1]
Menurut Comb dalam Harjanto :
Perencanaan Pengajaran dalam arti yang luas adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan tujuan para murid dan masyarakat.
Menurut Abdul Majid :
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Dari pengertian-pengertian diatas maka yang di maksud dengan Perencanaan Pengajaran  adalah suatu proses yang sistematis dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar serta mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dengan langkah-langkah penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu.

B.       Dasar Perlunya Perencanaan Pembelajaran
Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut:
1.      Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran;
2.      Untuk merancang suatu pembelajaran perlu menggunakan pendekatan sistem;
3.      Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar;
4.      Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan;
5.      Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar.[2]
Langkah-langkah desain pembelajaran menurut Dick dan Carrey sebagai berikut:
1.      Mengeidentifikasi tujuan umum pengajaran;
2.      Melaksanakan analisis pengajaran;
3.      Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa;
4.      Merumuskan tujuan performasi;
5.      Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan;
6.      Mengembangkan strategi pengajaran;
7.      Mengembangkan dan memilih material pengajaran;
8.      Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif;
9.      Merevisi bahan pengajaran;[3]

C.     Urgensi Perencanaan Pembelajaran
Arti dan perkembangan perencanaan pendidikan khususnya di indonesia pada hakikatnya tidak dapat dipisahkan dengan arti dan perkembangan perencanaan pada umumnya. Mengapa perencanaan tu diperlukan bagi suatu negara, bangsa dan organisasi? Jawaban atas pertanyaan ini tentang perlunya diilakukan perencaan jika dilihat dari segi bahwa perencanaan sebagai suatu alat atau cara untuk mencapai tujuan, dapat dikemukakan beberapa alasan, sebagai berikut:
1.      Dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegitan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangun.
2.      Dengan perencanaan maka dilakukan sutu perkiraan (forecasing) terhadap hal-hal dalam masa pelaksanan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan tetapi juga mengenal hambata-hambatan dan resiko-resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan suaya ketidak pastian dapat dibatasi sedini mungkin
3.      Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara yang terbaikatau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik
4.      Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas . memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran maupun kegiatan usahanya.
5.      Dengan adanya rencana maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawas/ evaluasi.

D.    Fungsi dan Tujuan Perencanaan Pembelajaran
1.       Fungsi perencanaan pembelajaran bagi guru:
a.       Perencanaan pembelajaran sebagai pedoman atau acuan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
b.      Untuk menambah penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan dan juga menyeleksi atau mengkombinasikan materi.
c.       Perencanaan pembelajaran sebagai alat untuk mengukur keberhasilan,belajar-mengajar, baik proses maupun hasil.
d.      Sebagai alat untuk membantu pengelolaan pendidikan
e.       Menjadikan kegiatan pembelajaran lebih terarah dan berjalan secara efektif dan efesien
2.       Fungsi perencanaan pembelajaran bagi siswa:
a.       Sebagai pedoman dan acuan belajar, karena materi pelajarannya sudah terencana.
b.      Sebagai persiapan belajar, karena materi pelajarannya tidak akan berubah-ubah lagi (sudah terencana)
c.       Menjadikan siswa senang dalam belajar, karena pembelajarannya terencana.[4]

Setiap guru semestinya melakukan persiapan mengajar sebelum memasuki suatu proses pembelajaran. Persiapan mengajar pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yang akan dilakukan. Dengan demikian, persiapan mengajar merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Hamid Darmadi selanjutnya menegaskan bahwa perencanaan persiapan mengajar sesungguhnya bertujuan mendorong guru agar lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib melakukan persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Dosa hukumnya bagi guru yang mengajar tanpa persiapan, dan hal tersebut hanya akan merusak mental dan moral peserta didik.[5]
E.     Perencanaan Pengajaran dalam Proses Pembelajaran 
Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal, disengaja, direncanakan, dengan bimbingan guru dan bantuan pendidik lainnya. Apa yang hendak dicapai dan dikuasai oleh siswa dituangkan dalam tujuan belajar, dipersiapkan bahan apa yang harus dipelajari, dipersiapkan juga metode pembelajaran, yaitu sesuai dengan cara siswa mempelajarinya, dan pada akhirnya dilakukan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Penjelasan ini memberi gambaran bahwa kegiatan belajar yang dilaksanakan secara sengaja dipersiapkan dalam bentuk perencanaan pengajaran. Persiapan pengajaran ini sebagai kegiatan integral dari proses pembelajaran di sekolah.[6]
Penyusunan program pembelajaran dapat dibedakan menjadi program tahunan, program semester,  program mingguan dan program harian. Program tahunan merupakan rencana pembelajaran yang disusun untuk setiap mata pelajaran yang berlangsung selama satu tahun ajaran pada setiap mata pelajaran dan kelas tertentu yang disusun menjadi bahan ajar. Untuk mencapai target dan tujuan yang ditetapkan, maka secara teknis dan operasional dijabarkan dalam program mingguan dan juga harian.[7] Pada dasarnya rencana pengajaran adalah manifestasi dari pikiran-pikiran dan konsep-konsep dasar yang tertuang pada kurikulum dan GBPP.
Perencanaan pengajaran (Instructional Design) dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:  1. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran secara sistematik yang menggunakan secara khusus teori-teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam perencanaan ini kebutuhan dianalisis dari proses belajar dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk di dalamnya melakukan evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas pengajaran. 2. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan hasil-hasil penelitian dan teori-teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi-strategi tersebut. 3. Perencanaan pengajaran sebagai sains (Science) adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala kompleksitasnya.[8]
Setidaknya ada tiga kategori pendekatan yang dijadikan pijakan dasar dalam menyusun perencanaan pengajaran, yaitu:
a) Pendekatan permintaan masyarakat
b) Pendekatan ketenagakerjaan
c) Pendekatan efisiensi investasi atau nilai imbalan. 
Ketiga pendekatan di atas pada masa sekarang banyak dipakai dalam perencanaan pengajaran, baik oleh negara-negara maju maupun oleh Negara berkembang. Indonesia cenderung menggunakan ketiga- tiganya secara bersama-sama, hanya berbeda dalam penekanannya saja. Selain ketiga pendekatan tersebut, sejak tahun enam puluhan dikenal juga suatu pendekatan lain yang dianggap lebih komprehensif, yaitu apa yang disebut pendekatan sistem.[9]
Dalam pandangan Oemar Hamalik, model perencanaan pengajaran terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:
a) Tujuan instruksional (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar;
b) Material pengajaran
c) Motivasi
d) Prosedur
e) Perkiraan waktu
f) Penilaian, dan
g) Kerja mandiri dan tingkat lanjut.[10]
Dalam perencanaan kegiatan pembelajaran, pendidik perlu menentukan tujuan yang jelas mengenai apa yang hendak dicapai dan mempertimbangkan alasan mengajarkan hal itu, yakni alasan menyampaikan suatu pokok bahasan, sehingga arah pekerjaan pendidik terarah dan efektif. Karenanya, pelajaran yang disajikan harus mempunyai perencanaan, pengoreksian, atau kesesuaiannya dengan rencana pelajaran. Jelasnya, tujuan seorang pendidik dalam membuat rencana pelajaran adalah agar tercipta kondisi aktual sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan pengajaran yang ditetapkan secara optimal, baik tujuan khusus maupun tujuan umum.[11]


PENUTUP
Kesimpulan
Perencanaan Pengajaran  adalah suatu proses yang sistematis dilakukan oleh guru dalam membimbing, membantu dan mengarahkan peserta didik untuk memiliki pengalaman belajar serta mencapai tujuan pengajaran yang telah ditetapkan dengan langkah-langkah penyusunan materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu.
Perencanaan perlu dibuat, karena dengan adanya perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegitan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangun.
Perencanaan persiapan mengajar sesungguhnya bertujuan mendorong guru agar lebih siap melakukan kegiatan pembelajaran dengan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, setiap akan melakukan pembelajaran guru wajib melakukan persiapan, baik persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Dosa hukumnya bagi guru yang mengajar tanpa persiapan, dan hal tersebut hanya akan merusak mental dan moral peserta didik.
model perencanaan pengajaran terdiri atas komponen-komponen sebagai berikut:
a) Tujuan instruksional (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar; b) Material pengajaran; c) Motivasi; d) Prosedur; e) Perkiraan waktu; f) Penilaian, dan; g) Kerja mandiri dan tingkat lanjut.






DAFTAR PUSTAKA

Darmadi, Hamid, Kemampuan Dasar Mengajar  ( Bandung: Alfabeta, 2009).

Hamalik, Oemar, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003).

Harjanto, Peencanaan Pengajaran (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1997).

Kurdi, Syuaeb dan Abdul Aziz, Model Pembelajaran Efektif (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006).

Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2005).

Syah , Darwin, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Rineka Cipta, 2007).

Uno, Hamzah B. Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008).



[1] Harjanto, Peencanaan Pengajaran (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 1997), 1-2.
[2] Syuaeb Kurdi dan Abdul Aziz, Model Pembelajaran Efektif (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2006),  83.
[3] Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 23.
[4] Darwin Syah , Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), 7.
[5] Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar  (Cet.I, Bandung: Alfabeta, 2009), 15.
[6] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Cet. II, Bandung: Alfabeta, 2005), 135.
[7] Ibid.
[8] Hamid Darmadi, Kemampuan Dasar Mengajar  (Cet.I, Bandung: Alfabeta, 2009), h. 136-137
[9] Harjanto, Perencanaan Pengajaran: Komponen MKDK (Cet. VII; Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 33.
[10] Oemar Hamalik, Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003), h. 7-8.
[11] Ibid.

Related Posts On

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Copyright © Anugerah Ilmu

Sponsored By: Free For Download Template By: Fast Loading Seo Friendly Blogger Template